10 April 2009

Cuap Cuap CurHat

Nama panjangnya Curahan Hati. Nama bekennya Curhat. Kira-kira seperti ini, nama panjangnya Facebook. Nama gaulnya FB. 2 Singkatan ini sepertinya saat ini belum dipatenkan dalam daftar Kamus Bahasa Indonesia, tapi setidaknya mayoritas pembaca facebook tidak akan protes alias sependapat dgn singkatan beken nan gaul ini.

Kenapa orang suka Curhat ? Konon alasan yang paling umum dikemukakan adalah: Curhat bisa meringankan beban kita. Setidaknya apa yang mengganjal di dalam hati atau mungkin lebih tepatnya, apa yang meresahkan, yang menganggu di pikiran bisa dibagi dengan orang lain. Dibagi dengan orang lain, berinteraksi dengan orang lain, dalam hal ini.. mungkin Curhat adalah salah satu contoh pembuktian pernyataan manusia adalah makhluk sosial.

Apa yang di-Curhat ? Apa saja !! Macam-macam hal bisa di Curhati, bahkan bisa jadi Curhat tidak fokus pada 1 hal saja. Campur aduk seperti Tinutuan (makanan khas Manado). Ada persoalan cinta, pekerjaan, keluarga.. sampai hal remeh temeh misalkan ada jerawat tumbuh di hidung yang menjadi penyebab utama seharian ini mood jadi bete.

Setelah curhat apa yang diharapkan ? Harapan setiap orang atas aksi Curhat-nya berbeda. Ada yang ingin mendapatkan pemecahan masalah, menemukan solusi, dengan cara Curhat pada beberapa orang kemudian menyimpulkan mana solusi terbaik untuk masalahnya. Namun ada pula yang hanya ingin didengarkan, meminjam kata-kata orang Manado “Yang penting so tacerita ,so rasa lebe plong” (Yang penting sudah diceritakan, terasa lebih ringan). Orang seperti ini tidak akan pernah kehabisan energi untuk menceritakan kembali curahan hati yang sama berulang kali. Jadi jika kita yang berada pada posisi sebagai orang yang dicurhati, sebaiknya menyiapkan stamina yang panjang untuk cukup berperan sebagai pendengar yang baik. Jangan terlalu melibatkan emosi alias jangan sampai orang yang dicurhati malah jadi lebih pusiiiinnnnnnnggg atas masalah si pen-Curhat.

Saya punya sahabat yang sangat suka Curhat, apa saja, dimana saja dan kapan saja. Di sisi lain, saya juga punya sahabat yang sangat tidak bisa Curhat, bagaimanapun stresnya dia dan walaupun sudah menawarkan diri bersedia untuk dicurhati, sahabat ini hanya diam dan menjawab sopan “biasalah. tidak apa2”. Demikianlah manusia diciptakan berbeda dan masing-masing spesial.. punya segi positifnya.

Menurut pendapat saya pribadi, segi positif yang saya dapat dari mereka yang bisa Curhat kapan saja, apa saja, dimana saja.. adalah mereka bisa apa adanya menyatakan isi hati mereka. Tidak perlu disensor, tidak perlu dipikirkan dulu apa yang di Curhat.. dan apa efek nya nanti setelah dia Curhat. Bisa saja si pendengar Curhat nya ketiduran atau marah2 dalam memberikan nasehat kan ? Mereka tidak peduli, yang penting Curhat saja dulu sampai puas dan plong. That’s simple !! Hahaha. Sedangkan mereka sahabat yang tidak bisa Curhat, segi positif yang saya dapat adalah mereka tidak ingin menyusahkan orang lain, berusaha menyelesaikan permasalahannya dengan mandiri dan umumnya mereka adalah sahabat-sahabat yang lebih sering menjadi orang yang di Curhat-i.

Dunia sudah punya banyak permasalahannya sendiri, tidak perlu ditambah lagi dengan masalah pribadi saya (yg tidak terlalu penting)
. Kalimat ini adl tembok benteng saya jika keinginan utk Curhat itu menguat.

Tinggal jauh dari keluarga, di kota asing, lingkungan baru, kebiasaan yang berbeda, membuat saya sampai pada satu kesimpulan pribadi… ada saatnya setiap orang butuh untuk Curhat, walaupun hanya sekali saja.

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesusahan.