Ujung-ujung jari mati rasa.
Membeku di tengah kota yang kerap menggilas sejarah
- dan mendirikannya kembali.
Aku mencandra sekalian kekinian,
kecendekiawanan, kebebalan.
Yang dramatis dan penuh harap,
berpunggungan dengan elok.
Ragam gagasan melumuri gerigi-gerigi hasrat.
Di bumi manusia, mesin-mesin memerinding kuduk lalu beringsut.
Pijar-pijar lampu mulai memendar,
meneguhkan batas struktur dan latar.
Orang bergegas. Lekas.
Selekas angin memilir yang tegak dan tergeletak;
membawa Linden kering terbang pendek-pendek,
di atas balok cor, jalan, tanah, rumput.
Di tengah lapang yang lapang,
jari-jari mati rasa.
PO,November 2004
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar